TAIZÉ

Pertemuan di Filipina

Banjir di Manila

 

28 September

Salah seorang bruder yang berada di Manila untuk mempersiapkan ziarah iman di sana menuliskan:

Pada hari Jum’at sekitar pukul 19:00 hujan mulai turun. Pagi hari saya temukan kamar saya mulai dipenuhi air, yang masuk lewat dinding dan atap. Jam 7:00 saya pergi ke “University of the East” untuk memandu acara renungan di sana. Sekitar pukul 8:00 hujan turun semakin deras. Satu demi satu para mahasiswa mulai berdatangan. Sebelum acara doa siang, saat berlatih nyanyian bersama, kami melihat air mulai memasuki ruangan di mana kami berada. Lalu saya ajak semua orang untuk duduk di kursi selama acara doa. Romo Universitas setempat menerima pesan melalui SMS yang mengatakan bahwa bencana baru saja terjadi. Kami mendapat berita dari salah seorang kaum muda yang mengatakan bahwa di sekitar universitas air telah mencapai ketinggian lutut. Sangat mengesankan melihat bagaimana semua orang melanjutkan doa dalam keheningan, walaupun mereka mengetahui bahwa cepat atau lambat ketinggian air akan terus naik. Kami mulai menyelamatkan kapel setelah memindahkan orgen ke tempat yang lebih tinggi dan juga menyelamatkan apa yang dapat kami selamatkan. Nyanyian terus berlanjut. Saya meninggalkan tempat itu pada pukul 14:00. Di jalanan, ketinggian air bahkan jauh lebih tinggi; Air bahkan sampai ketinggian perut saya. Sebenarnya saat itu sangatlah berbahaya karena kami tidak dapat melihat lubang jalan yang mungkin saja ada di depan kita. Kami sampai ke stasiun terdekat namun sudah ada antrian yang sangat panjang. Butuh waktu 30 menit bahkan lebih untuk dapat masuk ke sana. Payung-payung tidak berguna untuk saat-saat seperti ini karena hujan yang turun disertai putting beliung. Lebih parahnya lagi saat kami tiba di stasiun berikutnya, di sana jaringan listrik terputus. Saat itu sungguh kekacauan yang meraja lela. Kampung di mana kami tinggal juga kebanjiran. Untuk sampai ke rumah, saya berjalan dan terus berjalan. Biasanya hanya cukup 10 menit untuk sampai ke sana namun saat itu saya harus berjalan sekitar satu jam. Banyak sudah kisah-kisah sedih. Beberapa orang yang mencoba untuk membersihkan air yang menggenang dan tiba-tiba hilang terbawa arus. Banyak yang kehilangan barang-barang berharga mereka, bahkan ada di antara mereka yang kehilangan orang-orang terkasih. Ya, kita perlu untuk berdoa untuk mereka, supaya Tuhan memberi mereka penghiburan.

Terakhir diperbaharui: 18 Oktober 2009